Kamis, 18 November 2010

Macam-macam Jejaring Sosial serta Dampak Positif dan Negatif.

1. Macam - macam jejaring sosial

Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat pofil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Beberapa macam situs jejaring sosial, mulai dari friendster, facebook, kaskus, myspace, twiitter, flickr, yahoo massenger dan masih banyak jejaring sosial yang digunakan oleh masyarakat saat ini. Tetapi saat ini yang paling digemari dan banyak digunakan adalah facebook dan twitter.

2. Dampak Positif dan Negatif jejaring sosial.

Dampak Positif :>

1. Media Interaksi sosial :> pengguna menjadikan alasan untuk menggunakan atau mempunyai situs jejaring sosial. Melalui situs jejaring sosial pengguna dapat berkomunikasi secara mudah, cepat, dan murah. Si pengguna pun dapat mencari keberadaan teman lama, menemukan teman baru dan menemukan orang-orang yang memiliki kesamaan hobi dan aktivitas dann lain-lain.

2. Sarana berbagi :> kita dapat berbagi banyak hal, mulai pengalaman, cerita, pengetahuan, dan banyak lagi yang lain.

3. Sarana ekspresi diri :> kita dapat mengekspresikan diri kita tentang berbagai hal dan bisa membaginya dengan teman - teman kita. Tetapi tentunya yang kita bagikan adalah hal-hal yang positif.

4. Media bisnis :> disini pun kita dapat menjadikan sebagai lahan bisnis buat kita dan masyarakat luas.

Dampak Negatif :>

1. Boros :> pengguna internet biasanya sangat boros untuk menggunakan internet tersebut. Pengguna internet di Indonesia rata-rata menghabiskan Rp 200.000 sampai dengan Rp 500.000 tiap bulan ( detikinet.com). Tentu, angka demikian tidaklah pantas jika dimanfaatkan untuk aktivitas berjejaring sosial semata.

2. Aksi kejahatan :> Banyak jenis kejahatan yang berawal dari situs jejaring sosial seperti pencemaran nama baik, pemalsuan identitas, penculikan hingga pembunuhan. Dalam situs jejaring sosial memudahkan orang lain untuk melakukan hal- hal yang tidak diinginkan terhadap diri kita, makanya lebih baik kita berhati-hati dalam mnggunakan situs jejaring sosial milik kita.

3. Antisosial :> terlalu aktif di dunia maya kerap membuat kita laliai bersosialisasi di dunia nyata. Semakin lama kita melakukan hal ini, semakin terbatas pergaulan kita sehingga bisa menjadi sosok yang antisosial.

4. Kesehatan :> Aktivitas berjejaring sosial menyebbkan kita berlama-lama di depan komputer sehingga berkibat buruk bagi kesehatan. Gangguan yang biasa kita hadapi adalah ketegangan mata, iritasi mata, kelelahan, nyeri leher dan tungkak, nyeri pada pergelangan tangan dan lain- lain. Jadi, kita harus mengutamakan kesehatan kita dan lebih baik jangan berlama-lama kalau perlu beri sedikit jeda untuk istirahat lalu memulainya kembali.

5. Penyia-nyian waktu produktif :> Banyak orang yang menggunakan situs jejaring sosial pada waktu seharusnya mereka bekerja dan sangat jarang sekali berhubungan dengan pekerjan mereka dan akan sangat lebih parah lagi apabila mereka kecanduan sehingga pekerjaan mereka terbengkalai begitu saja. Jadi sebaiknya gunakan waktu sebaik-baiknya agar semuanya beres.



Selasa, 02 November 2010

Anak-anak dan Internet

PENDAHULUAN

Internet adalah lingkungan yang sebenarnya sangat luas. Mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain dari seluruh dunia, berbagi pengalaman dan kepentingan mereka saat mendobrak rintangan budaya. Mereka dapat mendengarkan musik dari seluruh dunia, menonton pengumuman pemenang penghargaan pelayanan publik, dan bermain game yang menguji ketrampilan dan koordinasi mereka. Selain itu, anak-anak rentan terhadap ajakan seksual dan predasi dan cyber yang menggangu dan pelecehan.
Kritik terhadap klaim Internet bahwa perkembangan sosial anak-anak ditangkap melalui interaksi dengan internet, bahwa anak-anak menjadi korban oleh paparan yang tidak diinginkan untuk pornografi dan kebencian, dan bahwa mereka adalah sasaran empuk bagi predator seksual dan cyber-pengganggu.

APA YANG ANAK LAKUKAN DI INTERNET?

Sebagian besar anak-anak di Amerika Serikat dan Kanada telah mengakses Internet; lebih dari 95% yang telah online menjelang tahun 2003 (Yayasan Keluarga Kaiser, 2004; Kelompok Riset Environics, 2001) dan dekat pada 75% memiliki akses Internet di rumah mereka (Yayasan Keluarga Kaiser, 2004; Statistik Kanada, 2003). Penggunaan Internet adalah sebanding atau sedikit lebih rendah di negara-negara maju lainnya (misalnya, Livingstone dan Bober, 2005; penilaian Nielsen). Banyak anak-anak mengakses internet setidaknya sekali seminggu dari sekolah, rumah, atau perpustakaan, survei dari beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa sampai dengan setengah dari anak-anak menghabiskan lebih dari satu jam di Internet per hari (Kelompok Riset Environics 2001: Roberts dkk, 2005).
Pada tahun 2001 survei Kanada untuk Jaringan Kesadaran Media (Kelompok Riset Environics , 2001), 15% pemuda di bawah usia 18 tahun ingat belajar menggunakan Internet di usia 7 tahun atau lebih muda. Dalam sebuah survei Amerika Serikat tahun 2003 dari orang tua, Rideout dkk (2003: lihat juga Calvert dkk 2005) menemukan bahwa anak-anak mulai mencari web sites tanpa pengawasan orang tua pada usia 4 tahun dan mengirim e-mail sendiri seawal usia 3 tahun.
Anak-anak menggunakan Web untuk mengakses sumber informasi melalui pencarian Web dan browsing yang lebih disukai Web site: berkomunikasi menggunakan e-mail, pesan singkat, dan diskusi, dan mengakses musik, video, dan permainan/games komputer (Kelompok Riset Environics 2001; Rideout dkk, 2003; Roberts dkk 2005). Anak-anak juga menggunakan pesan instan untuk berkomunikasi dengan teman-teman, seringkali paralel dengan bermain game komputer atau melakukan pekerjaan rumah (Shiu & Lenhart, 2004). Anak-anak paling sering berselancar di Web untuk permainan dan musik, tetapi mereka juga mencari informasi untuk laporan sekolah dan kepentingan pribadi (Kelompok Riset Environics, 2001; Lenhart dkk 2001).
Sebagai contoh, meskipun banyak anak menggunakan Hotmail (http://hotmail.com) atau Yahoo (http://mail.yahoo.com) akun tersedia untuk semua orang, layanan e-mail khusus anak-anak seperti KidMail (http://kidmail.net) dan SurfBuddies (http://www.surfbuddies.com) memberikan bebas spam, e-mail yang aman untuk biaya yang kecil. Yahooligans (http://yahooligans.com) dan Ask Jeeves untuk anak-anak (http://www.ajkids.com/) adalah direktori pencarian yang dirancang khusus untuk anak-anak.
Sejumlah perusahaan media, seperti Public Broadcasting Corporation (http://pbskids.org /), Warner Brothers (misalnya, http://harrypotter.com), dan Scholastic ( misalnya http://scholastic.com/kids/) telah mengembangkan informasi dan sumber daya permainan untuk pemirsa anak-anak mereka. Sebagian besar sumber daya ini benar-benar mandiri dan tidak mengandung hubungan situs off/salah; mereka yang termasuk dari hubungan/link situs-off memberikan peringatan sebelum anak mengklik ke link situs off.
Akhirnya, akses internet anak-anak dapat dikontrol melalui penggunaan program filtering, seperti Net Nanny (http://netnanny.com/) atau cyber sitter (http//www.Cybersitter.com/) dan browser anak-anak, seperti zExplorer (http://zxplorer.com/). Program-program komersial ini membatasi akses anak ke Internet, penyaringan spam, iklan, dan konten yang menentukan tidak pantas untuk anak-anak karena sulit untuk menentukan spam dan konten yang tidak patut.

PERHATIAN

Secara historis orang tua, guru, pembuat kebijakan, dan pers telah prihatin tentang efek buruk pada anak-anak tentang media baru pada anak-anak (Gackenbach & Ellerman, 1998; Paik, 2001: Wartella & Jennings 2000.). Komputer dianggap sebagai merampas anak-anak dari peluang pengembangan fisik dan sosial yang penting. Karena internet dapat diakses secara bebas, kritikus juga prihatin tentang anak-anak yang terkena masalah mereka tidak bisa memahami atau mengatasi, seperti pornografi dan kebencian. Akhirnya, mengingat anonimitas Internet, kritikus sekarang menjadi semakin khawatir tentang anak-anak menjadi korban predator seksual dan cyber pengganggu.

PENGEMBANGAN SOSIAL

Aspek-aspek pengembangan sosial membutuhkan anak-anak untuk berinteraksi dengan orang lain untuk membedakan diri dari orang lain, membandingkan karakteristik yang mendefinisikan diri mereka dengan orang-orang yang mendefinisikan orang lain dan mengembangkan kontrol diri. Para kritikus mengeluh bahwa penggunaan komputer mengarah ke isolasi sosial, yang sering mengakibatkan depresi dan gangguan mental lainnya. Mengingat bahwa banyak anak tertarik pada Internet di kamar tidur mereka (Yayasan Keluarga Kaiser, 2004), kekhawatiran ini mungkin berlaku.
Kraut dkk (1998) melaporkan hasil survei pengguna internet pertama kali sebagai bagian dari studi HomeNet longitudinal dilakukan tahun 1995-1998 mengenai dampak internet pada interaksi sosial. Pengguna internet pertama kali ini melaporkan penurunan dalam interaksi sosial dan peningkatan gejala depresi selama bulan pertama penggunaan internet, di samping itu, korelasi antara penggunaan internet dan isolasi dan tindakan depresi sedikit lebih tinggi untuk remaja dalam sampel dari mereka untuk orang dewasa. Kraut dkk (2002) mengikuti peserta HomeNet selama periode waktu yang lebih lama (tiga tahun sebagai lawan untuk 12-18 bulan) dan dampak negatif dari penggunaan internet telah menghilang. Dalam studi kedua, Kraut dkk (2002) menemukan yang mementingkan anak-anak dan orang dewasa melaporkan peningkatan yang lebih besar pada interaksi sosial dan harga diri sebagai fungsi dari peningkatan penggunaan internet.
Gross (2004) berpendapat bahwa, karena lebih banyak anak-anak lebih menggunakan Internet, lebih banyak teman-teman mereka akan juga, dan Internet akan benar-benar menjadi salah satu bentuk yang lebih untuk komunikasi dan interaksi. . Stern (2002) menganalisis Web site pribadi 'gadis remaja'. Stern berpendapat bahwa Internet memberikan kesempatan yang baik bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka berkembang secara sosial dan seksual.
Pesan instant akan menjadi bentuk yang paling umum komunikasi di Internet (Kelompok Riset Environics, 2001: Ipsos-Reid, 2004, Law, 2004). Law menyurvei remaja antara usia 11 dan 19 tahun dan tidak menemukan hubungan antara konsep diri dan penggunaan pesan instant. Demikian pula Gross (2004) mensurvei remaja usia 11 sampai 16 tahun dan tidak menemukan hubungan antara jumlah waktu yang dihabiskan online dan ukuran kesepian, kecemasan sosial, depresi, atau kepuasan kehidupan sehari-hari.
Gross dkk (2002) menguji hubungan antara kesejahteraan dan kedekatan mitra pesan instan pada remaja berusia 11 - 13 tahun. Ybarra dkk (2005) menemukan bahwa anak-anak berusia 10-17 yang melaporkan gejala depresi yang signifikan (misalnya: pengalaman gangguan fungsional di sekolah, kebersihan pribadi, dan / atau kemanjuran diri) menghabiskan lebih banyak waktu pada internet di sekolah dan menggunakan e-mail lebih sering untuk komunikasi sosial daripada mereka yang dilaporkan lebih sedikit atau tanpa gejala depresi. Sampel mereka berasal dari suatu studi Amerika Serikat yang besar, survey Keselamatan Internet Pemuda, dilakukan pada tahun 1999 - 2000 dengan anak-anak berusia 10-17 tahun (Finkelhor dkk 2000) et. Wolak dkk (2002, 2003), dengan menggunakan sampel yang sama seperti Ybarra dkk, menemukan bahwa anak-anak yang melaporkan gejala depresi dan telah menjadi korban dalam beberapa cara mempunyai hubungan pribadi yang lebih dekat dengan orang yang mereka temui di internet daripada anak-anak yang tidak sebagai masalah.
Turkle (1995) berpendapat bahwa game dungeon multi-user memberikan kesempatan penting bagi orang untuk bereksperimen dengan diri yang berbeda dan, dengan demikian, memperbaiki konsep diri mereka sendiri. Subramanyam dkk (2004) menganalisis-suatu transkrip 30 menit dari chat room remaja yang terdiri dari 52 peserta yang berbeda. Subrahmanyam dkk menyimpulkan bahwa internet mampu menyediakan lingkungan sosial yang aman di mana remaja dapat mendiskusikan topik memalukan dan praktik hubungan sosial.
Suzuki dan Caizo berpendapat bahwa papan memungkinkan anak-anak untuk jujur membahas dan menerima dukungan sosial untuk masalah remaja yang memalukan. Peneliti lain juga berpendapat bahwa internet bisa menjadi sumber informasi yang penting dan dukungan untuk topik sosial yang tabu atau memalukan (Boies dkk 2004; Gray dkk, 2005 Longo dkk 2002).
Greenfield (2004a) bagaimanapun, memperingatkan bahwa kebebasan berekspresi di chat room mungkin tidak selalu berhubungan dengan perkembangan positif. Dia mengeksplorasi penggunaan anak-anak dari berbagai bentuk komunikasi internet (misalnya, chat yang layak dan tidak layak, pesan instan) dan komunikasi banyak yang diidentifikasi mempromosikan perselingkuhan seksual, rasisme, dan prasangka.
Greenfield (2004a), penelitian dalam pengembangan sosial dan Internet dilakukan sampai saat ini menunjukkan bahwa, daripada membawa anak-anak ke isolasi sosial dan kekurangan, internet dapat menyediakan lingkungan yang positif bagi perkembangan sosial.

PENGUNGKAPAN YANG TIDAK DIINGINKAN PADA PORNOGRAFI
DAN KEBENCIAN

Pornografi adalah lazim di seluruh Internet; gambar-gambar porno yang tersedia di jutaan web site, dan melalui ratusan ribu sumber Internet. Anak-anak mengakses pornografi dalam banyak hal, beberapa disengaja dan banyak yang tidak disengaja. Anak dapat sengaja mengakses pornografi meskipun Web search (misalnya mencari seks di Google) atau mengetik URL mungkin (http://www.sex.com misalnya). Distributor pornografi dapat mengirimkan e-mail spam dengan konten pornografi atau mengundang penerima untuk mengakses pornografi.
Penyedia pornografi juga memperoleh atau menggunakan domain web yang umum terdengar bernama (http://whitehouse.com digunakan untuk menjadi situs pornografi hard core - URL yang benar untuk Gedung Putih adalah http://whitehouse.gov). Pornografi juga memanipulasi ejaan URL untuk memperkenalkan anak-anak untuk pornografi (beberapa salah ejaan yang umum untuk http://Disney.com pernah membawa ke Web sites porno).
Mitchell dkk (2003a) menganalisis data dari Survei Keamanan Internet Pemuda (Finkelhor dkk 2000). Seperempat anak-anak yang diwawancara menunjukkan mereka telah sengaja diekspos ke pornografi, 75% melalui web sites dan 25% melalui e-mail atau pesan instan. Meskipun beberapa anak tertekan dengan paparan mereka, kebanyakan anak hanya menolak materi pornografi. . Sebuah badan penelitian yang besar menunjukkan adanya hubungan untuk remaja dan dewasa muda antara melihat pornografi dan terlibat dalam dan/atau menyimpang perilaku berisiko (bandingkan, Greenfield, 2004b) tetapi penelitian ini adalah korelasional sifatnya.
Pada akhirnya, kekhawatiran tentang konsekuensi yang merugikan dari paparan yang sengaja atau bertujuan untuk pornografi di internet mungkin hanya sebuah mitos perkotaan (Potter & Potter, 2001). Gerstenfeld dkk (2003) melakukan analisis isi situs internet yang diselenggarakan oleh nasionalis kulit putih, neo-Nazi, skinhead, Ku Klux Klan, identitas Kristen, penolakan Holocaust, dan kelompok kebencian lainnya.
Meskipun Turpin-petrosino (2002) menemukan bahwa sangat sedikit siswa SMA dilaporkan kontak dengan kelompok kebencian melalui internet, Gerstenfeld dkk (2003) berpendapat bahwa kehadiran Internet dari kelompok ini terlalu halus untuk kebanyakan anak-anak dan remaja untuk dimengerti. Premis ini didukung oleh penelitian Lee dan Leet (2002) pada persuasi situs kebencian dengan remaja. Remaja berusia 13-17 tahun, web pages yang dilihat dimodifikasi dari sumber daya web yang benar-benar ekstrimis, kemudian menyelesaikan survei segera yang mengikuti setelah tinjauan pages/halaman dan dua minggu kemudian untuk menguji persuasi halaman yang berbeda.
Temuan Lee dan Leet mengenai efek persuasif pesan implisit pada remaja yang naif sangat penting mengingat bahwa kelompok-kelompok ekstremis menggunakan internet untuk merekrut anggota baru (Turpin-Petrosino, 2002).
Predasi dan bullying (mengganggu)
Finkelhor dkk (2000; Mitchell dkk., 2000) menganalisis pertanyaan tentang ajakan seksual dari Survei Keselamatan Internet Pemuda 1999-2000. Hampir 20% dari responden berusia 10-17 melaporkan penerimaan suatu ajakan seksual yang tidak diinginkan melalui e-mail atau chatting.
Anak-anak yang lebih tua, berusia 14-17 tahun, dalam Finkelhor dkk (2000; Mitchell dkk., 2001) studi melaporkan ajakan yang lebih sering daripada anak-anak muda, berusia 10-13 tahun, dan dua kali banyak perempuan melaporkan ajakan dari anak laki-laki. Risiko juga lebih tinggi untuk anak-anak yang melaporkan lebih sering menggunakan internet dan terlibat dalam perilaku berisiko yang berpotensi di Internet seperti memposting informasi pribadi, menggunakan sugestif secara seksual alias di chat room, berbicara tentang seks dengan seseorang yang bertemu hanya online, dan mengunjungi web sites porno. Karakteristik keluarga bermasalah dan kehidupan pribadi dan perilaku berisiko yang Mitchell dkk temukan dalam kaitannya dengan predasi internet, juga mencirikan anak-anak dan remaja yang ditargetkan oleh predator seksual offline (lih. Downbrowski dkk 2004).
Finkelhor dkk (2000; Mitchell dkk, 2001) juga menemukan bahwa kontrol seperti aturan orang tua dan perangkat lunak penyaringan tidak terkait dengan laporan ajakan seksual. Umumnya, predator internet menggunakan berbagai teknik canggih untuk mengumpulkan informasi tentang dan mendengarkan secara diam-diam pada korban potensial (Downski dkk 2004; McGrath & Casey, 2002). Semakin maju pendekatan teknologi termasuk menggunakan perangkat lunak “sniffer” untuk menguping komunikasi anak dan menyusup komputer anak melalui virus cacing dan Trojan. Jadi, sekalipun anak hadir untuk dan mematuhi aturan orangtua untuk tidak memberikan informasi pribadi, seorang predator internet yang cerdik mungkin dapat memperoleh informasi yang melalui alat klandestin dan jahat.
Hanya setengah dari anak-anak yang melaporkan ajakan seksual dalam Finkelhor dkk (2000, Mitchell dkk, 2001) penelitian melaporkan kejadian kepada seseorang dan hanya separuh dari mereka dilaporkan kepada orangtua. Hanya 25% dari anak-anak dilaporkan menjadi marah tentang ajakan ini dan terutama anak-anak muda dalam studi tersebut. Meskipun organisasi seperti Cyber Tipline dan Cybertip.ca tidak ada pada saat Survei Keamanan Internet Pemuda, beberapa orang tua atau anak dilaporkan mengetahui bahwa mereka harus melaporkan episode Internet yang menjengkelkan untuk Penyedia Layanan Internet mereka atau ke instansi penegak hukum.
Wolak dkk (2003a) menganalisis penangkapan yang dilakukan di Amerika Serikat selama 2000-2001 untuk kejahatan seksual internet yang melibatkan anak-anak dan menemukan 508 kasus di mana sebuah predator diduga menggunakan internet untuk memikat anak dan, selanjutnya 644 kasus menyamar di mana seorang yang diduga keras predator yang menggunakan internet untuk memikat agen penegakan hukum yang berpose sebagai seorang anak. Mitchell dkk. (2005) menyimpulkan bahwa internet telah meningkatkan kemampuan lembaga penegak hukum untuk mendeteksi dan mencegah kejahatan terhadap anak-anak.
Pada tahun 2004, Gary Brolsma membuat video Flash saat lip syncing dan menari di kursinya di depan Web camnya dan mempostingnya di Web. Survei Keamanan Internet Pemuda juga menanyakan anak-anak tentang pelecehan online dan bullying (mengganggu). Finkelhor dkk (2000) melaporkan bahwa 6% dari responden mengindikasikan mereka telah dilecehkan di internet, dengan anak-anak yang lebih tua kemungkinan menjadi target dari pelecehan.
Ybarra dkk (2004a) menganalisis karakter yang dikaitkan dengan korban pelecehan Internet dari Survei Keamanan Internet Pemuda. Sepertiga dari anak-anak yang dilaporkan telah dilecehkan menunjukkan mereka sangat kecewa dengan insiden pelecehan itu. Pria yang melaporkan gejala yang lebih depresif (misalnya menurunkan perasaan efikasi/kemanjuran diri, kesulitan menyelesaikan pekerjaan sekolah, kesulitan terlibat dalam kebersihan pribadi) lebih mungkin melaporkan pelecehan daripada yang laki-laki yang melaporkan beberapa gejala depresif -hubungan ini tidak ditemukan dengan perempuan yang melaporkan pelecehan.
Ybarra dan Mitchell (2004b) menganalisis karakteristik anak-anak dari Survei Keamanan Internet Pemuda yang melaporkan pelecehan lain pada Internet. Ybarra dan Mitchell menemukan bahwa 15% responden untuk Survei Keamanan Internet Pemuda mengindikasikan bahwa mereka telah membuat komentar yang jahat atau kasar kepada yang lain dan 1 % menggunakan internet untuk mempermalukan atau melecehkan seseorang di tahun lalu. Ybarra dan Mitchell (2004a) menemukan bahwa saat banyak gangguan internet mungkin jadi suatu ekstensi dari gangguan di halaman sekolah, beberapa penyerang nampak mengganggu lainnya hanya pada internet. Berdasarkan hasil mereka, dan bersamaan dengan perhatian Greenfield (2004a), Ybarra dan Mitchell berpendapat bahwa anonimitas dari internet mungkin memungkinkan beberapa anak untuk mengadopsi suatu pribadi yang lebih agresif daripada mereka mengekspresikan kehidupan yang nyata.

MENJADI “INTERNET-YANG BIJAK”

Undang-undang Online Perlindungan Anak (COPA) disahkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1998, melarang penyedia layanan Internet komersial dari mendistribusikan konten yang pantas untuk anak di bawah umur.
Undang-undang Perlindungan Internet Anak-Anak (CIPA.), yang diluluskan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 2000, membutuhkan sekolah dan perpustakaan umum untuk menginstal perangkat lunak penyaringan pada semua komputer dalam rangka untuk ia memenuhi persyaratan untuk pendanaan federal. Meskipun sebagian CIPA telah dimatikan oleh Mahkamah Agung, berbagai negara telah memberlakukan undang-undang yang sama.
Richardson dkk (2002) menemukan bahwa penyaringan perangkat lunak secara signifikan memblok akses ke topik kesehatan yang penting untuk anak-anak dan remaja, mulai dari kondom dan penyakit menular seksual sampai diet dan depresi. Demikian pula laporan konsumen (“Perangkat Lunak Penyaringan.” 2005) studi tentang penyaringan perangkat lunak menemukan bahwa perangkat lunak yang paling diblokir pornografi sangat baik tetapi juga pendidikan seks situs diblokir dan isu gender.
Banyak organisasi keselamatan anak memberikan panduan dan sumber daya bagi orangtua dan anak. WebAware (http://www.bewebaware.ca /english/default.aspx) termasuk Checklist internet umum untuk anak-anak usia yang berbeda. Di samping itu penilaian konten, 'WebAware mendorong anak-anak untuk mempertimbangkan apakah mereka menulis pesan kasar atau memberikan informasi pribadi di Internet. WebAware juga mencakup tips keamanan bagi orangtua anak-anak dari berbagai usia, seperti menggunakan mesin ramah anak dengan anak berusia 5 sampai 7 tahun dan remaja mendorong untuk masuk hanya moderator chat room. SafeKids.com (http://safekids.com) dan SafetyTeens.com (http://wwwsaleteens.com) menyediakan sumber daya yang sama untuk anak-anak dan orang tua. Cyber Angels (http://www.cyherangels.org/) menyediakan berbagai sumber daya di berbagai kejahatan internet (misalnya, pornografi anak, pencurian identitas) untuk orang tua dan pendidik serta formulir online untuk melaporkan dugaan kasus pornografi anak.
Beberapa organisasi termasuk permainan yang amana dan kuis untuk anak-anak. Dalam ID the Creep (http://www.idthecreep.com/), yang dikembangkan oleh Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Exploit, anak-anak terlibat dalam simulasi e-mail, chatting, dan instan Pesan dan mengidentifikasi situasi yang berisiko dan predator. Media Awareness Network (http://www.media-awareness.ca/english /special_ inisiatif / game / index cfm.) Telah mengembangkan sejumlah permainan yang tersedia untuk anak-anak, mulai dari Playground Privasi: Petualangan Pertama Tiga Cyberpigs Kecil, permainan untuk anak-anak, usia 8-10 tahun, tentang teknik pemasaran dan perlindungan privasi, untuk Joe Cool / Joe Fool, kuis bagi remaja tentang web surfing yang aman.
NetSmartz (http://netsinartz.org), dikembangkan oleh sebuah inisiatif bersama dari Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi dan Boys and Girls Club of America, adalah sumber pelatihan online yang mencakup daftar periksa evaluasi, tips, sumber daya orangtua, permainan , dan kuis. Dalam evaluasi sumber daya (Cabang Associates, 2002), anak-anak dari usia 6 sampai 18 meningkatkan pengetahuan mereka tentang keamanan internet melalui berinteraksi dengan sumber daya dan lebih dari tiga-perempat remaja mengindikasikan bahwa mereka akan mengubah perilaku mereka di Internet sebagai hasil dari apa yang telah mereka pelajari melalui NetSmartz.

NAMA KELOMPOK :
1. ELSA MARISSA (13509429)
2. ESTY EKAWATI (13509953)
3. PRAHESTI EKA R. (13509945)
4. PUTRI KANTI (10509079)
5. PUTRI MAHARANI (16509271)

Rabu, 22 September 2010

Pengaruh Internet dalam Bidang Pendidikan dilihat dari sisi Psikologi

Saat ini, hampir masyarakat di dunia, termasuk Indonesia di dalamnya. Internet sangat memegang peranan penting di dalam semua sector dan di berbagi aspek kehidupan saat ini. Sehingga, pengaruh dan dampak yang di timbulkan sangatlah besar buat kemaslahatan semua orang. Dan pengaruh ini tidak memandang elemen, baik miskin, kaya, anak- anak maupun dewasa. Tapi untuk saat ini, akan kita bahas pada sisi education atau pendidikan.


Pendidikan terdiri dari banyak macamnya,mulai dari pendidikan moral, pendidikan sosial, pendidikan agama dan lainnya. Dan adanya internet, mempengaruhi sektor pendidikan tersebut, secara otomatis sistem, proses dan hasilnya sangat juga terdampak internet. Sistem pengajaran yang sekarang ini ngetrend di internet, dan banyak di tiru oleh para pengajar sekarang, dengan asumsi, mereka mengajar dengan sistem yang berkembang sesuai yang berjalan saat itu. Begitu juga dengan bahan yang di ajarkan, akan mengalami revolusi dari waktu ke waktu, di sesuaikan dengan ilmu yang berkembang dan banyak beredar di internet, ini di maksudkan agar bahan ajaran tidak akan ketinggalan dari negara lain yang telah modern.

Itulah pengaruh internet di dunia pendidikan secara langsung dan tidak langsung terasa dampaknya. Sekarang ini banyak sekali situs porno yang menyediakan film- film, gambar dan cerita porno, yang berbahaya bagi bagi para anak didik. Oleh karenanya, baiknya kita sebagai konsumen harus waspada oleh dampak kemajuan teknologi sekarang ini.

DAMPAK INTERNET POSITIF DAN NEGATIF INTERNET SECARA UNIVERSAL :

1. Dampak Positif dan Negatif Akibat Perkembangan Teknologi Internet
Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak (dalam hal ini provider) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet.
Pihak yang telah tergabung dalam jaringan ini akan memiliki alamat tersendiri (bagaikan nomor telepon) yang dapat dihubungi melalui jaringan internet. Provider inilah yang menjadi server bagi pihak-pihak yang memiliki personal komputer (PC) untuk menjadi pelanggan ataupun untuk mengakses internet.

2. Dampak Positif Internet
a. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
b. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
d. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi.
e. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain

Kamis, 20 Mei 2010

Puisi harapan

Di Titik Pertemuan

Langka ini berirama menjemput pesan singkat
dan sebuah titik pertemuan
ketika malam masih bercumbu
dengan rembulan,
lampu-lampu jalan, genangan air hujan.
Di sana tercipta kerinduan.
Terbingkai rapi
dalam emperan toko
dan lalu lalang kendaraan
dalam percakapan
dan buih-buih minuman
dan asap yang leleh senada kuhisap
ingatan tentang
kalimat-kalimat yang pernah kita perbincangkan.
Aku terduduk kemudian.
Mencari janji di sebuah titik pertemuan.
Akankah kau datang
Kan tetap ku tunggu kau di titik pertemuan ini.

puisi harapan

Heningnya Malam

Di keheningan malam ini enkau masih bersamaku

Kau pinta tuk melepaskanmu,apa yang telah terjadi

Setelah semuanya kita miliki,kumohon

Jangan katakan kini kau harus pergi

Jangan katakan kau takkan kembali

Tak mudah bagiku tuk jalani tanpa dirimu disini

Sebelum semua berakhir dan kau akhiri

Peluk diriku tuk yang terakhir kali

Rabu, 12 Mei 2010

Tokoh Imajinatif yang mewakili 4P ( Proses,Pribadi,Pendorong,Produk )

Tokoh Imajinatif yang mewakili 4P



1. Abraham Maslow

Abraham H. Maslow (selanjutnya ditulis Maslow) adalah tokoh yang menonjol dalam psikologi humanistik. Karyanya dibidang pemenuhan kebutuhan berpengaruh sekali terhadap upaya memahami motivasi manusia. Sebagian dari teorinya yang penting didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan kekuatan-kekuatan yang melawan atau menghalangi pertumbuhan (Rumini, dkk. 1993). Maslow berpendapat, bahwa manusia memiliki hierarki kebutuhan yang dimulai dari kebutuhan jasmaniah-yang paling asasi- sampai dengan kebutuhan tertinggi yakni kebutuhan estetis.

  • Kebutuhan Jasmaniah

Kebutuhan jasmaniah seperti makan, minum, tidur dan sex menuntut sekali untuk dipuaskan. Apabila kebutuhan ini terpuaskan, maka muncullah kebutuhan keamanan seperti kebutuhan kesehatan dan kebutuhan terhindar dari bahaya dan bencana.

  • Kebutuhan untuk memiliki dan cinta kasih

Seperti dorongan untuk memiliki kawan dan berkeluarga, kebutuhan untuk menjadi anggota kelompok, dan sebagainya. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan ini dapat mendorong seseorang berbuat lain untuk memperoleh pengakuan dan perhatian, misalnya dia menggunakan prestasi sebagai pengganti cinta kasih.

  • Kebutuhan harga diri

Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihargai, dihormati, dan dipercaya oleh orang lain.

  • Kebutuhan aktualisasi diri

Apabila seseorang telah dapat memenuhi semua kebutuhan yang tingkatannya lebih rendah tadi, maka motivasi lalu diarahkan kepada terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan Psikologi Humanistik (Ratna Syifa’a Rachmahana) untuk mengembangkan potensi atau bakat dan kecenderungan tertentu. Bagaimana cara aktualisasi diri ini tampil, tidaklah sama pada setiap orang. Sesudah kebutuhan ini, muncul kebutuhan untuk tahu dan mengerti, yakni dorongan untuk mencari tahu, memperoleh ilmu dan pemahaman.

Maslow berpendapat adanya kebutuhan estetis, yakni dorongan keindahan, dalam arti kebutuhan akan keteraturan, kesimetrisan dan kelengkapan. Maslow membedakan antara empat kebutuhan yang pertama dengan tiga kebutuhan yang kemudian. Keempat kebutuhan yang pertama disebutnya (kebutuhan yang timbul karena kekurangan), dan pemenuhan kebutuhan ini pada umumnya bergantung pada orang lain. Sedangkan ketiga kebutuhan yang lain dinamakan growth need (kebutuhan untuk tumbuh) dan pemenuhannya lebih bergantung pada manusia itu sendiri. Implikasi dari teori Maslow dalam dunia pendidikan sangat penting. Dalam proses belajar-mengajar misalnya, guru mestinya memperhatikan teori ini. Apabila guru menemukan kesulitan untuk memahami mengapa anak-anak tertentu tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengapa anak tidak dapat tenang di dalam kelas, atau bahkan mengapa anak-anak tidak memiliki motivasi untuk belajar. Menurut Maslow, guru tidak bisa menyalahkan anak atas kejadian ini secara langsung, sebelum memahami barangkali ada proses tidak terpenuhinya kebutuhan anak yang berada di bawah kebutuhan untuk tahu dan mengerti. Bisa jadi anak-anak tersebut belum atau tidak melakukan makan pagi yang cukup, semalam tidak tidur dengan nyenyak, atau ada masalah pribadi / keluarga yang membuatnya cemas dan takut, dan lain-lain.

2. Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:

1. Keterbukaan terhadap pengalaman

2. Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)

3. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.

Apabila seseorang memiliki ketiga cirri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.

Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.


Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.

Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.

Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak – kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.

Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda – beda tergantung pada pengalaman – pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.

Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard(bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

3. Aldous Huxley Manusia memiliki banyak potensi yang selama ini banyak terpendam dan disia-siakan. Pendidikan diharapkan mampu membantu manusia dalam mengembangkan potensi-potensi tersebut, oleh karena itu kurikulum dalam proses pendidikan harus berorientasi pada pengembangan potensi, dan ini melibatkan semua pihak, seperti guru, murid maupun para pemerhati ataupun peneliti dan perencana pendidikan. Huxley (Roberts, 1975) menekankan adanya pendidikan non-verbal yang juga harus diajarkan kepada siswa. Pendidikan non verbal bukan berwujud pelajaran senam, sepak bola, bernyanyi ataupun menari, melainkan hal-hal yang bersifat diluar materi pembelajaran, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran seseorang. Proses pendidikan non verbal seyogyanya dimulai sejak usia dini sampai tingkat tinggi. Betapapun, agar seseorang bisa mengetahui makna hidup dalam kehidupan yang nyata, mereka harus membekali dirinya dengan suatu kebijakan hidup, kreativitas dan mewujudkannya dengan langkah-langkah yang bijaksana. Dengan cara ini seseorang Psikologi Humanistik (Ratna Syifa’a Rachmahana) akan mendapatkan kehidupan yang nikmat dan penuh arti. Berbekal pendidikan non verbal, seseorang akan memiliki banyak strategi untuk lebih tenang dalam menapaki hidup karena memiliki kemampuan untuk menghargai setiap pengalaman hidupnya dengan lebih menarik. Akhirnya apabila setiap manusia memiliki kemampuan ini, akan menjadi sumbangan yang berarti bagi kebudayaan dan moral kemanusiaan.





Metode Belajar yang Kreatif di dalam Kelas

" Metode Belajar yang Kreatif di dalam Kelas "


Teori belajar ini membantu guru untuk memahami proses belajar yang terjadi di dalam diri siswa,
Dengan kondisi ini guru dapat mengerti kandisi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, memperlancar atau menghambat proses belajar;Teori ini memungkinkan guru melakukan prediksi yang cukup akurat tentang hasil yang dapat diharapkan suatu aktifitas belajar;
Teori belajar merupakan sumber hipotesis atau dugaan-dugaan tentang proses belajar yang telah diuji kebenarannya melalui experimen dan penelitian. Dengan mempelajari teori belajar pengertian seseorang tentang bagaimana terjadinya proses belajar akan meningkat , Oleh karenanya sangatlah penting bagi seorang guru untuk memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip dari berbagai teori belajar.
Ada banyak teori-teori belajar , setiap teori memiliki konsep atau prinsip sendiri tentang belajar. Berdasarkan berbedaan sudat pandang ini maka teori belajar tersebut dapat dikelompokan. Teori belajar yang terkemuka diabad 20 ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu kelompok teori bahaviorisme dan kelompok teori kognitivisme. (Arif Sukadi,1987)

Menurut kelompok teori behaviorisme
, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-pengalamn belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkahlaku yang terjadi karena adanya stimuli dan respon yang dapat diamati. Menurut teori ini manupulasi lingkungan sangat penting agar dapat diperoleh perubahan tingkah laku yang diharapkan . Teori behaviorisme ini sangat menekankan pada apa yang dapat dilihat yaitu tingkah laku, tidak memperhatikan apa yang terjadi didalam fikiran manusia. Para ahli pendidikan menganjurkan untuk menerapkan prinsip penguatan (reinforcement) untuk mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa berhasil mencapai tujuan. Dalam menerapkan teori ini yang terpenting adalah guru harus memahami karakteristik si belajar dan karakteristik lingkungan belajar agat tingkat keberhasilan siswa selama kegiatan pembelajaran dapat diketahui. Tuntutan dari teori ini adalah pentingnya merumuskan tujuan belajar secara jelas dan spesifik supaya mudah dicapai dan diukur.

Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak diterapkan didunia pendidikan meliputi (Hartley & Davies, 1978 dalam Toeti S. 1992:23) :
Proses belajar dapat terjadi dengan baik bila siswa ikut dengan aktif didalamnya
Materi pelajaran disusun dalam urutan yang logis supaya siswa dapat dengan mudah mempelajarinya dan dapat memberikan respon tertentu;Tiap-tiap respon harus diberi umpan balik secara langsung supaya siswa dapat mengetahui apakah respon yang diberikannya telah benar;Setiap kali siswa memberikan respon yang benar maka ia perlu diberi penguatan.
Prinsip-prinsip bihaviorisme diatas telah banyak digunakan dan diterapkan dalam berbagai program pendidikan. Misalnya dalam pengajaran berprogram dan prinsip belajar tuntas (mastery learning). Dalam pengajaran berprogram materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit-unit terkecil yang mudah dipelajari siswa, bila setiap unit selesai siswa akan mendapatkan umpanbalik secara langsung. Sedangkan dalam mastery learing materi dipecah perunit, dimana siswa tidak dapat pindah keunit di atasnya bila belum menguasai unit yang dibawahnya.
Kelompok teori kognitif beranggapan bahwa belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Dalam model ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan dan perubahan tingkahlaku sangat dipengaruhi oleh proses berfikir internal yang terjadi selama proses belajar.

Prinsip-prinsip teori kognitifisme
; menurut teori kognitivisme, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan kontek situasi secara keseluruhan. Yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, teori belajar bermakna Ausebel dll.


Teori Perkembangan Piaget

Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem syaraf. Dengan bertambahnya umur maka susunan syaraf seseorang akan semakin komplek dan ini memungkinkan kemampuannya meningkat (Traves dalam Toeti 1992:28). Oleh karena itu proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya. Perjenjangan ini bersifat hierarkis yaitu melalui tahap-tahap tertentu sesuai dengan umurnya. Seseorang tidak dapat mempelajari sesuatu diluar kemampuan kognitifnya. Ada empat tahap perkembangan kognitif anak yaitu
-Tahap sensorikmotorik yang bersifat internal ( 0-2 tahun)
-Tahap preoperasional (2-6 tahun )
-Tahap operasional konkrit (6-12 tahun)
-Tahap formal yang bersifat internal (12-18 tahun)

Teori kognitif Bruner
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan. Tahap pertama adalah tahap enaktif, dimana siswa melakukan aktifitas-aktifitasnya dalam usahanya memahami lingkungan.
Tahap kedua adalah tahap ikonik dimana ia melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Tahap ketiga adalah tahap simbolik, dimana ia mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika dan komunikasi dilakukan dengan pertolongan sistem simbol. Semakin dewasa sistem simbol ini samakin dominan.
Menurut Bruner untuk mengajar sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan lain perkataan perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkap perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan. (discovery learning).

Transfer Belajar (Transfer of Learning)
Istilah Transfer belajar berasal dari bahasa Inggris “Transfer of learning” yang berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari mata pelajaran yang satu ke mata pelajaran yang lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan ini menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh dan dapat dipindahkan tsb. dapat berupa pengetahuan (informasi verbal), kemahiran intelektual, keterampilan motorik atau afektif dll. Bila hasil belajar (pengetahuan) yang terdahulu memperlancar atau membantu proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi transfer belajar yang disebut transfer positif. Misalnya materi pelajaran biologi memudahkan siswa untuk memahami dan mempelajari materi geografi. Sebaliknya bila pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh lebih dahulu mempersulit proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi transfer belajar negatif.
Sehubungan dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya perlu diciptakan kondisi yang memungkinkan transfer belajar positif dapat terjadi.


http://r-doc.blogspot.com/2010/02/prinsip-prinsip-belajar.html


Intinya:

Dosen dapat mengajak mahasiswa-nya berkomunikasi dengan baik, anggap mahasiswanya adalah teman yang bisa diajak bertukar pendapat.

Dosen tidak boleh membeda-bedakan antara satu mahasiswa dengan muahasiswa yang lain.

Dosen harus membahas materi yang diajarkan dengan menarik,tidak membosankan.

Dosen dapat menyelingi suatu pembicaraan tentang hal-hal yang lain ( di luar dari materi yang diajarkan )

Dosen tidak memaksa mahasiswa tersebut harus bisa terhadap materi yang diajarkan, tetapi dosen cukup meminta mahasiswa tersebut mengerti dan memahaminya.

Dosen dapat mengerti kondisi mahasiswa-nya saat itu.